Caramembaca yang ketiga hingga kelima, semuanya berkaitan ketika seseorang Tidak ada perbedaan dalam meninggalkan bacaan basmalah ketika mengawali membaca surat ini. — disusun @ ds, panggang, gunungkidul, 15 safar 1438 h Sebelum pada hukum bacaan tajwid surat at taubah ayat 122, ada baiknya jika kita membaca terlebih dahulu kutipan ayatnya.

PERTAMA-TAMA, Sebelum membaca Alquran, surah apa pun itu kita memang diperintahkan untuk membaca ta’awwuz terlebih dahulu. Namun berbeda dengan Surah At-Taubah. Perintah membaca ta’awwuz ini ditegaskan dalam Alquran surah an-Nahl ayat 98. Artinya, “Apabila kamu membaca Alquran, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.” Adapun basmalah, memang hanya surah at-Taubah sering pula disebut sebagai surat Bara’ah yang tak diawali dengan “Bismillahirrahmanirrahim.” Karena itu, para ulama qira’at umumnya bersepakat, tidak membaca basmalah pada awal surah tersebut. Memang, ada juga yang membolehkannya, setelah menganalisis sebab tidak dicantumkannya basmalah pada surah at-Taubah. Berikut beberapa alasan mengapa surah At Taubah tidak diawali dengan bismillah Pertama, karena Surah At-Taubah mengandung ancaman kepada orang- orang musyrik. Padahal, basmalah mengandung makna rahmat. Maka, tak wajar bila membaca basmalah untuk ayat-ayat yang ditujukan kepada mereka. BACA JUGA 2 Surat yang Dibaca ketika Shalat Sunnah Qabliyah Shubuh Dijelaskan dalam buku Mu’jizat Alquran karya Muhammad Mutawalli Sya’rawi 2022, alasan kenapa surat At-Taubah tidak ada bismillah adalah karena surat ini mengisahkan tentang orang- orang yang jauh dari rahmat Allah SWT. Sehingga, orang-orang tersebut tidak boleh dimuliakan menggunakan lafaz-Nya. Allah SWT telah menutup rahmat kepada golongan orang yang dibicarakan dalam surat ini. Kalimat bismillahirahmanirahim yang artinya “dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” seakan tidak pantas disandingkan untuk mereka. Rahmat serta keamanan dalam lafaz bismillah hanya pantas didapatkan oleh hamba yang beriman. Dalam buku Tafsir Al Azhar Jilid 4 karya Hamka, dijelaskan bahwa Sufyan bin Uyainah berkata “Sungguh di permulaan surah ini At-Taubah tidak ditulis bismillahirrahmanirrahim disebabkan karena lafadz basmalah adalah rahmat. Dan rahmat itu adalah keamanan. Sedangkan surah ini diturunkan kepada orang-orang munafik dan dalam keadaan perang. Dan rasa aman itu tidak untuk orang-orang seperti mereka.” HR. Muslim Foto Freepik Para sahabat pun sepakat untuk tidak mencantumkan lafaz bismillah dalam surat At-Taubah karena ingin mengikuti jalur periwayatan yang diterima dari Rasulullah. Dalam kisahnya, Rasulullah menerima surah At-Taubah dari malaikat jibril di Madinah tanpa menggunkan bismillah. Kedua, tidak dicantumkannya basmalah pada awal surah kesembilan itu adalah karena Surah At-Taubah diduga sebagai kelanjutan daripada surah al-Anfaal surat kedelapan. Jika memang surah Bara’ah merupakan lanjutan surat sebelumnya, maka tidak ada alasan untuk melarang membaca basmalah pada awal surah Bara’ah. Sebab, tidak ada halangan atau larangan membaca basmalah pada awal setiap juz yang biasanya merupakan pertengahan lanjutan dari satu surah. Akan tetapi, pendapat ini tidak didukung oleh banyak ulama. Mengutip jurnal Sisstematika Susunan Surat Di Dalam Al-Quran tulisan Anshagaraddin Ma, surah At-Taubah ditulis dan disusun oleh Utsman bin Affan. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Astah dari Ismail bin Abbas yang mengatakan “Utsman bin Affan yang memerintahkan kepada para sahabat untuk mengurutkan surat-surat yang panjang. Kemudian ia menjadikan surah Al-Anfal dan surah At-Taubah kedalam kelompok tujuh atau surah yang ke tujuh. Dan dia tidak memisahkan antara surah Al- Anfal dan surah At-Taubah dengan Basmalah.” HR. Tirmidzi Dijelaskan pula dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, surah Al-Anfal dan surah At-Taubah memiliki kemiripan dalam hal isi dan kisah. Jadi, kedua ssurah ini ditangguhkan penempatannya dalam Al-Quran, kemudian diletakkan secara berurutan. BACA JUGA Kenapa QS At Taubah Dimulai tanpa Basmallah? LALU BAGAIMANA CARA MEMBACANYA? Setelah mempelajari alasan-alasan dibalik tidak ditulisnya basmalah diawal surah At-Taubah atau Bara’ah, kali ini kita akan mempelajari tentang bagaimana kita membaca surah At-Taubah atau Bara’ah, baik saat memulai dari surah At-Taubah maupun memulai akhir surah Al-Anfal. Ada 5 lima model cara membaca awal surat At-Taubah atau Bara’ah dengan kombinasi waqaf menghentikan bacaan dan atau washal menyambungkan bacaan. Baik dari awal surat At-Taubah maupun jika kita memulai membaca dari surat sebelumnya yaitu surat Al-Anfal. Membaca Dari Awal Surah At-Taubah Yang dimaksud dengan membaca awal surat at-Taubah adalah kita akan mulai membaca al-Quran ibtida’ dari ayat pertama surat at- Taubah. Cara membaca awal surat at-Taubah demikian, setidaknya ada dua macam cara kombinasi dengan ta’awudz. Foto Freepik Pertama, dengan cara waqaf menghentikan bacaan. Ini tidak berbeda dengan membaca ayat pada umumnya. Selain itu, ini adalah cara paling umum digunakan ketika membaca awal surat at-Taubah Bara’ah. Caranya adalah kita membaca ta’awudz, lalu kita berhenti sejenak sekitar 2 detik lalu kita menarik nafas dan mulai membaca awal surah At-Taubah. Kedua, dengan cara washal menyambung bacaan. Caranya adalah kita membaca ta’awudz lalu disambungkan dengan awal ayat pertama surat at-Taubah dalam satu nafas tanpa berhenti atau menarik nafas. Cara ini tidak umum digunakan karena harus membutuhkan nafas yang panjang. Membaca Awal Surah At-Taubah dari Surat Al-Anfal Yang dimaksud dengan membaca awal surat at-Taubah dari surat al- Anfal adalah kita tidak memulai membaca dari ayat pertama surat at- Taubah, melainkan kita membaca surat sebelumnya dan disambung dengan surat at-Taubah, sehigga tidak ada ta’awudz karena kita tidak ibtida’ di surat at-Taubah. Setidaknya ada tiga macam cara membaca awal surat at-Taubah untuk model seperti ini. Untuk memudahkan penerapan contoh, kita ambil cara membaca potongan akhir dari ayat terakhir surat al-Anfal dan potongan awal surat at-Taubah. Pertama, dengan cara waqaf menghentikan bacaan. Cara mengoprasionalkan bacaan waqaf ini adalah berhenti pada ayat terakhir surah Al-Anfal عليم شئ بكل هللا ان lalu mengambil nafas kira-kira 2 detik kemudian melanjutkan membaca surah At-Taubah. Ketika dalam keadaan berhenti antara dua surah Al-Anfal dan At- Taubah seorang qari’ boleh menambahkan bacaan isti’adzah ta’awudz. Dalam hal ini, membaca isti’adzah dianjurkan. BACA JUGA Ini 5 Pendapat Mengenai Surat At-Taubah yang Tak Diawali dengan Bismillah Kedua, dengan cara washal menyambungkan bacaan. Foto Freepik Cara mengoprasionalkan bacaan ini adalah dengan menyambung antara kedua surah Al-Anfal dan Surah At-Taubah tanpa mengambil nafas, sebagaimana menyambung antar dua ayat yang berdampingan. Dalam hal ini, seorang Qari’ tidak perlu membaca kalimat isti’adzah. Ketiga, dengan cara saktah berhenti sejenak tanpa mengambil nafas. Cara mengoprasionalkan ini adalah berhenti sejenak pada ayat akhir surah Al-Anfal kira-kira 2 detik dengan menahan nafas, kemudian melanjutkan awal surah At-Taubah. Dalam hal ini pula seorang qari’ tidak perlu membaca kalimat isti’adzah. Demikianlah merupakan penjelasan tentang mengapa surah At- Taubah tidak menggunakan basmalah, dan bagaimana cara kita untuk membaca surat tersebut dari awal surat maupun dari awal surah At-Taubah dari Al-Anfal. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. []

FirmanAllah.SWT dalam surat At-Taubah ayat 103 menyebutkan: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (At-Taubah: 103) Diantara sekian banyak surat-surat dalam al-Quran, surah At-Taubah merupakan satu-satunya surah yang tidak diawali dengan Basmalah. Lalu bagaimana cara membaca awal surah At-Taubah yang tanpa adanya Basmalah dalam kacamata Ilmu Tajwid? Berikut adalah Lima cara membacanya. Lima cara membaca awal surah At-Taubah dalam Ilmu Tajwid ini dikutip dari kitab al-Mufid fi Ilm at-Tajwid karya Abdurrahman bin Sa’dullah Aytani. Selain itu, secara singkat dipaparkan latar belakang absennya Basmalah dari surat At-Taubah. Alasan Surah At-Taubah Tanpa Basmalah Para Ulama, menurut Quraish Shihab dalam tafsirnya, al-Misbah, berbeda pendapat mengenai alasan tidak ditulisnya Basmalah di awal surah At-Taubah. Sebagian mengatakan karena Basmalah itu ungkapan rahmat, sedangkan surah At-Taubah berisi pemutusan hubungan atau laknat. Sebagian yang lain berpendapat bahwa itu adat kebiasaan orang Arab. Masyarakat Arab terbiasa tidak menulis Basmalah apabila mereka ingin memutus atau membatalkan perjanjian. Ada juga yang berpendapat dari sisi rahasia angka dalam al-Quran. Dalam uraiannya, Quraish Shihab menutup perbedaan-perbedaan pendapat itu dengan menyatakan bahwa pendapat yang sesuai dan berhubungan adalah karena Rasul memang tidak menyuruh sahabat untuk mencantumkan Basmalah di awal surat At-Taubah. 5 Cara Baca Awal Surah At-Taubah Ada sebanyak 5 lima cara membaca awal surah At-Taubah yang disadur dari kitab al-Mufid fi Ilm at-Tajwid, baik membaca ibtida’ memulai dari awal surah At-Taubah itu sendiri maupun menyambung akhir Al-Anfal [8] dengan awal At-Taubah [9]. Yang perlu diperhatikan ketika membaca awal surah ke sembilan dalam urutan mushaf Usmani adalah tidak membaca basmalah dan cukup dengan taawuz. Ketika seseorang membaca al-Quran dan memulai ibtida’ bacaannya dari awal surat at-Taubah, ada dua cara membaca taawudz dan awal surat at-Taubah. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بَرَاءَةٌ مِنَ اللهِ وَرَسُوْلِهِ اِلَى الَّذِيْنَ عَاهَدْتُمْ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ Pertama adalah me-washal-kan atau menggabungkan bacaan taawuz dengan awal surah at-Taubah. Yang dimaksud washal adalah membaca الرَّجِيْمِ disambung dengan بَرَاءَةٌ tanpa ada jeda atau berhenti sejenak untuk mengambil nafas. Kedua adalah me-waqaf–kan atau memisah bacaan taawuz dengan awal surah at-Taubah. Ini tidak ada bedanya dengan membaca seperti biasanya. Pembaca membaca taawuz lalu berhenti, kemudian melanjutkan baca ayat pertama surah at-Taubah. Cara membaca yang ketiga hingga kelima, semuanya berkaitan ketika seseorang sedang membaca akhir ayat dari surat Al-Anfal dan ingin melanjutkan ke awal surah At-Taubah. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini tidak ada bacaan taawuz karena bukan ibtida at-tilawah awal membaca al-Quran. Berikut ini potongan akhir dari ayat terakhir surah Al-Anfal dan ayat pertama surah At-Taubah. …اِنَّ اللهَ بِكُلِّ شَيْئٍ عَلِيْمٌ بَرَاءَةٌ مِنَ اللهِ وَرَسُوْلِهِ اِلَى الَّذِيْنَ عَاهَدْتُمْ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ Ketiga adalah me-washal-kan atau menggabungkan akhir surat Al-Anfal dengan awal surah at-Taubah. Yang dimaksud washal adalah membaca عَلِيْمٌ disambung dengan بَرَاءَةٌ tanpa ada jeda atau berhenti sejenak untuk mengambil nafas. Keempat adalah me-waqaf–kan atau memisah akhir surah Al-Anfal dengan awal surat at-Taubah. Ini sama halnya berhenti atau waqaf di setiap akhir ayat. Qari pembaca membaca ayat terakhir surat Al-Anfal lalu berhenti, kemudian melanjutkan baca ayat pertama surat at-Taubah. Kelima adalah membaca saktah antara akhir surat Al-Anfal dengan awal surah At-Taubah. Langkah-langkahnya, membaca ayat terakhir dari surat Al-Anfal kemudian berhenti sejenak tanpa bernafas, lalu disambung membaca ayat pertama surat At-Taubah. Ketiga cara ini merupakan kesepakatan para Ulama qiraat. Artikel ini telah terbit di atau klik di sini. Pertama: Membaca ta'awudz, lalu waqaf (berhenti), kemudian baca awal surah at-Taubah.Ini yang lebih diutamakan. Kedua : Membaca ta'awudz disambung (washal) dengan baca awal surah at-Taubah. Mengapa para Ulama melarang membaca basmalah di awal surah at-Taubah. Setidaknya ada 2 pendapat. Pendapat pertama mengatakan bahwa surah at-Taubah بَرَآءَةٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦٓ إِلَى ٱلَّذِينَ عَٰهَدتُّم مِّنَ ٱلْمُشْرِكِينَ Arab-Latin Barā`atum minallāhi wa rasụlihī ilallażīna 'āhattum minal-musyrikīnArtinya Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya yang dihadapkan kepada orang-orang musyrikin yang kamu kaum muslimin telah mengadakan perjanjian dengan mereka. Al-Anfal 75 ✵ At-Taubah 2 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Menarik Berkaitan Dengan Surat At-Taubah Ayat 1 Paragraf di atas merupakan Surat At-Taubah Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan tafsir menarik dari ayat ini. Ada kumpulan penjabaran dari berbagai mufassir terkait isi surat At-Taubah ayat 1, antara lain seperti berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaIni adalah penyataan sikap berlepas diri dari Allah dan RasulNya, dan pengumuman untuk melepaskan diri dari perjanjian-perjanjian yang dahulu terjalin antara kaum muslimin dengan orang-orang musyrik.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram1. Ini adalah pemutusan hubungan dari Allah dan rasul-Nya, dan pengumuman -wahai orang-orang muslim- tentang berakhirnya perjanjian-perjanjian yang kalian buat dengan orang-orang musyrik di jazirah Arab.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah1-2. Setelah Allah menyebutkan dalam akhir surat al-anfal pembahasan tentang perjanjian, yang sekali waktu dengan membahas tentang pembatalannya dan orang yang ditakutkan akan berbuat khianat dalam perjanjian itu, dan di lain waktu dengan membahas tentang perintah untuk berpegang dengan perjanjian jika merasa aman dari pengkhianatan; maka Allah memulai surat at-Taubah dengan perintah untuk membatalkan perjanjian dengan orang-orang tertentu yang melanggar perjanjian atau ditakutkan akan melanggar perjanjian tersebut. Dan ini menjelaskan sindiran dari ayat-ayat yang membahas tentang saling tolong menolong dalam surat al-Anfal, bahwa satu golongan yang disebutkan dalam ayat tersebut tidak layak untuk memberi pertolongan kepada golongan yang lain. Allah berfirman "Ini merupakan pernyataan dari Allah dan rasul-Nya yang berlepas diri dari orang-orang musyrik yang menentang, yang kalian buat perjanjian dengan mereka." Kemudian firman Allah ditujukan bagi orang-orang beriman untuk menjelaskan apa yang harus mereka katakan kepada orang-orang musyrik ketika Allah dan rasul-Nya telah berlepas diri dari perjanjian mereka. Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk berkata kepada mereka "Berjalanlah di muka bumi dengan rasa aman, karena tidak ada seorang muslimpun yang akan menyerang kalian selama 4 bulan. Dan ketahuilah bahwa kalian tidak akan mampu melemahkan Allah dan tidak akan dapat melarikan diri dari-Nya jika kalian tetap berbuat kesyirikan dan memusuhi Allah dan rasul-Nya. Namun Allah akan menjadikan orang-orang beriman menguasai kalian dan menolong mereka dengan kemenangan yang telah dijanjikan Allah; dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. Telah berlaku sunnatullah bahwa kehinaan di dunia dan di akhirat akan menimpa orang-orang kafir yang memusuhi dan memerangi orang-orang beriman dan para rasul."Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah1. بَرَآءَةٌ مِّنَ اللهِ وَرَسُولِهِۦٓ إِلَى الَّذِينَ عٰهَدتُّم Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya yang dihadapkan kepada orang-orang musyrikin yang kamu kaum muslimin telah mengadakan perjanjian Makna perjanjian ialah akad yang diikat dengan sumpah. Yakni ayat ini mengabarkan kepada kaum muslimin bahwa Allah dan Rasul-Nya telah berlepas dari perjanjian-perjanjian itu karena orang-orang kafir telah melanggarnya.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri SuriahAyat ini turun di Madinah satu tahun setelah Fathu Makkah pada tahun ke sembilan dari tahun Hijrah. Pada tahun perang Tabuk, tidak diawali basmalah, diawali dengan kesucian atau kebersihan Allah dan rasul-Nya dari orang-orang musyrik dan perintah untuk memerangi mereka, dan mengeluarkan mereka dari tanah Arab. 1 Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya yang dihadapkan kepada orang-orang musyrikin atas perjanjian yang telah diadakan perjanjian dengan kaum muslimin sebab mereka telah menghianati janji.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahPemutusan hubungan} ini adalah pembiaran {dari Allah dan RasulNya kepada orang-orang musyrik yang kalian telah mengadakan perjanjian dengan merekaMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H1-2. “Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya yang di hadapkan”, kepada seluruh orang-orang musyrik yang berada dalam perjanjian damai, bahwa mereka memiliki empat bulan untuk berkeliling dunia sesuka mereka dalam keadaan aman dari orang-orang Mukmin, dan setelah empat bulan tersebut tidak ada lagi perjanjian dan jaminan. Ini berlaku bagi mereka yang dalam perjanjian mutlak, tidak terbatas atau terbatas, dengan empat bulan atau kurang, adapun yang mempunyi perjanjian lebih dari empat bulan, maka wajib disempurnakan sampai akhir, jika tidak dikhawatirkan pengkhianatannya, dan mereka tidak memulai membatalkan penjanjian. Kemudian Allah memperingatkan orang-orang musyrik yang berada di dalam perjanjian, bahwa meskipun mereka aman, mereka tidak dapat melemahkan Allah dan mengelahanNya, barangsiapa diantara mereka yang terus berpegang dengan kesyirikan, maka Allah pasti akan menghinakannya. Hal ini termasuk pendorong bagi mereka untuk masuk Islam, kecuali orang-orang yang menyombongkan diri, dan menetang dan mengabaikan ancaman Allah.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, At-Taubah ayat 1 Sebelum turunnya ayat ini ada perjanjian damai antara Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dengan orang-orang musyrik. Di antara isi perjanjian itu adalah tidak ada peperangan antara Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dengan orang-orang musyrik, dan bahwa kaum muslimin dibolehkan berhaji ke Makkah dan tawaf di Ka'bah. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aala membatalkan perjanjian itu dan mengizinkan kepada kaum muslimin memerangi kembali karena mereka melanggar perjanjian selain Bani Dhamurah dan Bani Kinanah. Turunlah ayat ini, dan kaum musyrik diberikan kesempatan selama empat bulan untuk berjalan di bumi sesuai yang mereka inginkan dalam keadaan aman. Para mufassir berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar ke Tabuk, kaum munafik menyebarkan berita-berita yang menakutkan, sedangkan kaum musyrik membatalkan perjanjian yang terjadi antara mereka dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Allah Azza wa Jalla memerintahkan untuk membatalkan perjanjian mereka, yaitu dengan firman-Nya, “Wa imam takhaafanna min qaumin khiyaanah…dst.” Al Anfaal 58. Az Zajjaj berkata, “Baraa’ah, maksudnya Alah Ta’ala dan Rasul-Nya berlepas diri dari memberikan kepada mereka perjanjian dan dari memenuhinya jika mereka melanggarnya.”📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Taubah Ayat 1Rasulullah telah melakukan beberapa perjanjian dengan kaum musyrik mekah, antara lain perjanjian agar kaum muslim tidak dihalangi untuk melaksanakan umrah, perjanjian untuk tidak melakukan perang di bulan-bulan haram bulan-bulan mulia, dan perjanjian-perjanjian damai dengan kabilah-kabilah arab sampai waktu tertentu. Namun, pada akhirnya mereka merusak perjanjian tersebut. Maka, dengan turunnya surah at-taubah atau bara'ah ini, kaum muslim diperintahkan untuk tidak melakukan hubungan lagi dengan mereka. Karena itu, inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan rasul-Nya kepada orang-orang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka, namun mereka merusak perjanjian tersebut. 2namun begitu, mereka tetap diberi waktu untuk memikirkan kembali apakah memilih untuk masuk islam dengan memegang perjanjian bersama, atau berperang. Di samping itu, penundaan tersebut agar mereka bisa mempersiapkan diri, seandainya harus memilih untuk berperang, sehingga perang berjalan secara adil. Maka di saat gencatan senjata tersebut, berjalanlah kalian, wahai kaum musyrik, di bumi mekah, selama empat bulan yaitu mulai 10 zulhijah sampai dengan 10 rabi'ul akhir, dengan leluasa dan tanpa takut diserang oleh kaum muslimin, sebagaimana keadaan kalian sebelum pemutusan hubungan ini. Dan setelah lewat empat bulan, maka ketahuilah bahwa kalian tidak dapat melemahkan Allah, meski didukung oleh personil tentara dan persenjataan yang lengkap; dan dengan kekalahan tersebut serta menjadi ta-wanan sesungguhnya Allah hendak menghinakan orang-orang kafir di dunia. Bahkan, di akhirat kelak, jika tidak bertobat, kalian merasakan siksa yang pedih lihat surah az-zumar/39 25-26. Ini sikap toleransi islam, pada satu sisi, dan menunjukkan keperkasaan islam, pada sisi yang lain. Demikian ini, agar tidak muncul tuduhan bahwa kaum mus-lim sengaja menyerang mereka secara tiba-tiba tanpa memberi kesem-patan berpikir atau mempersiapkan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangDemikian variasi penjabaran dari kalangan mufassir berkaitan makna dan arti surat At-Taubah ayat 1 arab-latin dan artinya, semoga berfaidah untuk kita semua. Dukunglah kemajuan kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan Konten Sering Dilihat Tersedia banyak topik yang sering dilihat, seperti surat/ayat Al-Baqarah 185, Ar-Ra’d 11, Juz al-Qur’an, Al-Fajr, Al-Baqarah 153, Al-Maidah. Termasuk Al-Balad, Al-An’am, Ali Imran 190-191, Al-Insyirah 5-6, Al-Adiyat, Luqman 14. Al-Baqarah 185Ar-Ra’d 11Juz al-Qur’anAl-FajrAl-Baqarah 153Al-MaidahAl-BaladAl-An’amAli Imran 190-191Al-Insyirah 5-6Al-AdiyatLuqman 14 Pencarian naqatullah artinya, at tahrim latin, surat al hasyr latin, al hujurat ayat 7, surat ar rahman dan latinnya Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Sebelummembaca Al-Quran alangkah lebih baik kita berwudhu terlebih dahulu. Mengingat, dalam membaca Al-Quran, kita harus berada dalam keadaan suci. Hal ini dilakukan demi memenuhi adab dalam membaca Al-Quran. Dan dengan begitu, keadaan suci, bisa membuat diri kita lebih tenang dan damai. Alhasil, membacanya akan terasa lebih khusyu.

- Berikut bacaan surat At-Taubah ayat 1-50, lengkap dengan tulisan Arab, latin, serta terjemahan dalam bahasa Indonesia. At-Taubah merupakan surat ke-9 dalam Al-Qur'an. Surat tersebut terdiri dari 129 ayat dan tergolong surat Madaniyah karena diturunkan di kota Madinah. At-Taubah memiliki arti Pengampunan. Baca juga Surat At Takatsur Ayat 1-8 dalam Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahan Dilengkapi Tafsir Ayat 3-8 Bacaan Surat At-Taubah Ayat 1-50 Pixabay/Pexels Baca juga Surah Luqman Ayat 1-34, Lengkap Tulisan Arab, Latin, serta Terjemahan Surat At-Taubah Ayat 1-50 Dikutip dari berikut bacaan surat At-Taubah ayat 1-50, lengkap dengan tulisan Arab, latin, dan terjemahan بَرَاۤءَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖٓ اِلَى الَّذِيْنَ عَاهَدْتُّمْ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَۗ - ١ 1. barā`atum minallāhi wa rasụlihī ilallażīna 'āhattum minal-musyrikīn Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya kepada orang-orang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka. فَسِيْحُوْا فِى الْاَرْضِ اَرْبَعَةَ اَشْهُرٍ وَّاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى اللّٰهِ ۙوَاَنَّ اللّٰهَ مُخْزِى الْكٰفِرِيْنَ - ٢ 2. fa sīḥụ fil-arḍi arba'ata asy-huriw wa'lamū annakum gairu mu'jizillāhi wa annallāha mukhzil-kāfirīn Maka berjalanlah kamu kaum musyrikin di bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir. وَاَذَانٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖٓ اِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْاَكْبَرِ اَنَّ اللّٰهَ بَرِيْۤءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ ەۙ وَرَسُوْلُهٗ ۗفَاِنْ تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى اللّٰهِ ۗوَبَشِّرِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ - ٣ 3. wa ażānum minallāhi wa rasụlihī ilan-nāsi yaumal-ḥajjil-akbari annallāha barī`um minal-musyrikīna wa rasụluh, fa in tubtum fa huwa khairul lakum, wa in tawallaitum fa'lamū annakum gairu mu'jizillāh, wa basysyirillażīna kafarụ bi'ażābin alīm Dan satu maklumat pemberitahuan dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Kemudian jika kamu kaum musyrikin bertobat, maka itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang kafir bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih, اِلَّا الَّذِيْنَ عَاهَدْتُّمْ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ ثُمَّ لَمْ يَنْقُصُوْكُمْ شَيْـًٔا وَّلَمْ يُظَاهِرُوْا عَلَيْكُمْ اَحَدًا فَاَتِمُّوْٓا اِلَيْهِمْ عَهْدَهُمْ اِلٰى مُدَّتِهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِيْنَ - ٤ 4. illallażīna 'āhattum minal-musyrikīna ṡumma lam yangquṣụkum syai`aw wa lam yuẓāhirụ 'alaikum aḥadan fa atimmū ilaihim 'ahdahum ilā muddatihim, innallāha yuḥibbul muttaqīn kecuali orang-orang musyrik yang telah mengadakan perjanjian dengan kamu dan mereka sedikit pun tidak mengurangi isi perjanjian dan tidak pula mereka membantu seorang pun yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang انْسَلَخَ الْاَشْهُرُ الْحُرُمُ فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِيْنَ حَيْثُ وَجَدْتُّمُوْهُمْ وَخُذُوْهُمْ وَاحْصُرُوْهُمْ وَاقْعُدُوْا لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍۚ فَاِنْ تَابُوْا وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ فَخَلُّوْا سَبِيْلَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ - ٥ 5. fa iżansalakhal-asy-hurul-ḥurumu faqtulul-musyrikīna ḥaiṡu wajattumụhum wa khużụhum waḥṣurụhum waq'udụ lahum kulla marṣad, fa in tābụ wa aqāmuṣ-ṣalāta wa ātawuz-zakāta fa khallụ sabīlahum, innallāha gafụrur raḥīm Apabila telah habis bulan-bulan haram, maka perangilah orang-orang musyrik di mana saja kamu temui, tangkaplah dan kepunglah mereka, dan awasilah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan melaksanakan salat serta menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. وَاِنْ اَحَدٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ اسْتَجَارَكَ فَاَجِرْهُ حَتّٰى يَسْمَعَ كَلٰمَ اللّٰهِ ثُمَّ اَبْلِغْهُ مَأْمَنَهٗ ۗذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْلَمُوْنَ ࣖ - ٦ 6. wa in aḥadum minal-musyrikīnastajāraka fa ajir-hu ḥattā yasma'a kalāmallāhi ṡumma ablig-hu ma`manah, żālika bi`annahum qaumul lā ya'lamụn Dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah agar dia dapat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu karena sesungguhnya mereka kaum yang tidak mengetahui. كَيْفَ يَكُوْنُ لِلْمُشْرِكِيْنَ عَهْدٌ عِنْدَ اللّٰهِ وَعِنْدَ رَسُوْلِهٖٓ اِلَّا الَّذِيْنَ عَاهَدْتُّمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِۚ فَمَا اسْتَقَامُوْا لَكُمْ فَاسْتَقِيْمُوْا لَهُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِيْنَ - ٧ 7. kaifa yakụnu lil-musyrikīna 'ahdun 'indallāhi wa 'inda rasụlihī illallażīna 'āhattum 'indal-masjidil-ḥarām, famastaqāmụ lakum fastaqīmụ lahum, innallāha yuḥibbul-muttaqīn Bagaimana mungkin ada perjanjian aman di sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrik, kecuali dengan orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka di dekat Masjidilharam Hudaibiyah, maka selama mereka berlaku jujur terhadapmu, hendaklah kamu berlaku jujur pula terhadap mereka. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. كَيْفَ وَاِنْ يَّظْهَرُوْا عَلَيْكُمْ لَا يَرْقُبُوْا فِيْكُمْ اِلًّا وَّلَا ذِمَّةً ۗيُرْضُوْنَكُمْ بِاَفْوَاهِهِمْ وَتَأْبٰى قُلُوْبُهُمْۚ وَاَكْثَرُهُمْ فٰسِقُوْنَۚ - ٨ 8. kaifa wa iy yaẓ-harụ 'alaikum lā yarqubụ fīkum illaw wa lā żimmah, yurḍụnakum bi`afwāhihim wa ta`bā qulụbuhum, wa akṡaruhum fāsiqụn Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperoleh kemenangan atas kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan denganmu dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik tidak menepati janji.اِشْتَرَوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ ثَمَنًا قَلِيْلًا فَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِهٖۗ اِنَّهُمْ سَاۤءَ مَاكَانُوْا يَعْمَلُوْنَ - ٩ 9. isytarau bi`āyātillāhi ṡamanang qalīlan fa ṣaddụ 'an sabīlih, innahum sā`a mā kānụ ya'malụn Mereka memperjualbelikan ayat-ayat Allah dengan harga murah, lalu mereka menghalang-halangi orang dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang mereka kerjakan. لَا يَرْقُبُوْنَ فِيْ مُؤْمِنٍ اِلًّا وَّلَا ذِمَّةً ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُعْتَدُوْنَ - ١٠ 10. lā yarqubụna fī mu`minin illaw wa lā żimmah, wa ulā`ika humul-mu'tadụn Mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan dengan orang mukmin dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. فَاِنْ تَابُوْا وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ فَاِخْوَانُكُمْ فِى الدِّيْنِ ۗوَنُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ - ١١ 11. fa in tābụ wa aqāmuṣ-ṣalāta wa ātawuz-zakāta fa ikhwānukum fid-dīn, wa nufaṣṣilul-āyāti liqaumiy ya'lamụn Dan jika mereka bertobat, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, maka berarti mereka itu adalah saudara-saudaramu seagama. Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang نَّكَثُوْٓا اَيْمَانَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ عَهْدِهِمْ وَطَعَنُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ فَقَاتِلُوْٓا اَىِٕمَّةَ الْكُفْرِۙ اِنَّهُمْ لَآ اَيْمَانَ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَنْتَهُوْنَ - ١٢ 12. wa in nakaṡū aimānahum mim ba'di 'ahdihim wa ṭa'anụ fī dīnikum fa qātilū a`immatal-kufri innahum lā aimāna lahum la'allahum yantahụn Dan jika mereka melanggar sumpah setelah ada perjanjian, dan mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin kafir itu. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, mudah-mudahan mereka berhenti. اَلَا تُقَاتِلُوْنَ قَوْمًا نَّكَثُوْٓا اَيْمَانَهُمْ وَهَمُّوْا بِاِخْرَاجِ الرَّسُوْلِ وَهُمْ بَدَءُوْكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍۗ اَتَخْشَوْنَهُمْ ۚفَاللّٰهُ اَحَقُّ اَنْ تَخْشَوْهُ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ - ١٣ 13. alā tuqātilụna qauman nakaṡū aimānahum wa hammụ bi`ikhrājir-rasụli wa hum bada`ụkum awwala marrah, a takhsyaunahum, fallāhu aḥaqqu an takhsyauhu ing kuntum mu`minīn Mengapa kamu tidak memerangi orang-orang yang melanggar sumpah janjinya, dan telah merencanakan untuk mengusir Rasul, dan mereka yang pertama kali memerangi kamu? Apakah kamu takut kepada mereka, padahal Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti, jika kamu orang-orang beriman. قَاتِلُوْهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ بِاَيْدِيْكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُوْرَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِيْنَۙ - ١٤ 14. qātilụhum yu'ażżib-humullāhu bi`aidīkum wa yukhzihim wa yanṣurkum 'alaihim wa yasyfi ṣudụra qaumim mu`minīn Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan perantaraan tanganmu dan Dia akan menghina mereka dan menolongmu dengan kemenangan atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman,وَيُذْهِبْ غَيْظَ قُلُوْبِهِمْۗ وَيَتُوْبُ اللّٰهُ عَلٰى مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ - ١٥ 15. wa yuż-hib gaiẓa qulụbihim, wa yatụbullāhu 'alā may yasyā`, wallāhu 'alīmun ḥakīm dan Dia menghilangkan kemarahan hati mereka orang mukmin. Dan Allah menerima tobat orang yang Dia kehendaki. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تُتْرَكُوْا وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا مِنْكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلَا رَسُوْلِهٖ وَلَا الْمُؤْمِنِيْنَ وَلِيْجَةً ۗوَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ࣖ - ١٦ 16. am ḥasibtum an tutrakụ wa lammā ya'lamillāhullażīna jāhadụ mingkum wa lam yattakhiżụ min dụnillāhi wa lā rasụlihī wa lal-mu`minīna walījah, wallāhu khabīrum bimā ta'malụn Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan begitu saja, padahal Allah belum mengetahui orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu كَانَ لِلْمُشْرِكِيْنَ اَنْ يَّعْمُرُوْا مَسٰجِدَ اللّٰهِ شٰهِدِيْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِۗ اُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْۚ وَ فِى النَّارِ هُمْ خٰلِدُوْنَ - ١٧ 17. mā kāna lil-musyrikīna ay ya'murụ masājidallāhi syāhidīna 'alā anfusihim bil-kufr, ulā`ika ḥabiṭat a'māluhum, wa fin-nāri hum khālidụn Tidaklah pantas orang-orang musyrik memakmurkan masjid Allah, padahal mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Mereka itu sia-sia amalnya, dan mereka kekal di dalam يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ - ١٨ 18. innamā ya'muru masājidallāhi man āmana billāhi wal-yaumil-ākhiri wa aqāmaṣ-ṣalāta wa ātaz-zakāta wa lam yakhsya illallāh, fa 'asā ulā`ika ay yakụnụ minal-muhtadīn Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada apa pun kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. اَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاۤجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ لَا يَسْتَوٗنَ عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۘ - ١٩ 19. a ja'altum siqāyatal-ḥājji wa 'imāratal-masjidil-ḥarāmi kaman āmana billāhi wal-yaumil-ākhiri wa jāhada fī sabīlillāh, lā yastawụna 'indallāh, wallāhu lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn Apakah orang-orang yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam, kamu samakan dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah. Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang zalim. اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ - ٢٠ 20. allażīna āmanụ wa hājarụ wa jāhadụ fī sabīlillāhi bi`amwālihim wa anfusihim a'ẓamu darajatan 'indallāh, wa ulā`ika humul-fā`izụn Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِّنْهُ وَرِضْوَانٍ وَّجَنّٰتٍ لَّهُمْ فِيْهَا نَعِيْمٌ مُّقِيْمٌۙ - ٢١ 21. yubasysyiruhum rabbuhum biraḥmatim min-hu wa riḍwāniw wa jannātil lahum fīhā na'īmum muqīm Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridaan dan surga, mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya,خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗاِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ - ٢٢ 22. khālidīna fīhā abadā, innallāha 'indahū ajrun 'aẓīm mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, di sisi Allah terdapat pahala yang besar. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْٓا اٰبَاۤءَكُمْ وَاِخْوَانَكُمْ اَوْلِيَاۤءَ اِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْاِيْمَانِۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ - ٢٣ 23. yā ayyuhallażīna āmanụ lā tattakhiżū ābā`akum wa ikhwānakum auliyā`a inistaḥabbul-kufra 'alal-īmān, wa may yatawallahum mingkum fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapakmu dan saudara-saudaramu sebagai pelindung, jika mereka lebih menyukai kekafiran daripada keimanan. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka pelindung, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ ࣖ - ٢٤ 24. qul ing kāna ābā`ukum wa abnā`ukum wa ikhwānukum wa azwājukum wa 'asyīratukum wa amwāluniqtaraftumụhā wa tijāratun takhsyauna kasādahā wa masākinu tarḍaunahā aḥabba ilaikum minallāhi wa rasụlihī wa jihādin fī sabīlihī fa tarabbaṣụ ḥattā ya`tiyallāhu bi`amrih, wallāhu lā yahdil-qaumal-fāsiqīn Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ فِيْ مَوَاطِنَ كَثِيْرَةٍۙ وَّيَوْمَ حُنَيْنٍۙ اِذْ اَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْـًٔا وَّضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْاَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُّدْبِرِيْنَۚ - ٢٥ 25. laqad naṣarakumullāhu fī mawāṭina kaṡīratiw wa yauma ḥunainin iż a'jabatkum kaṡratukum fa lam tugni 'angkum syai`aw wa ḍāqat 'alaikumul-arḍu bimā raḥubat ṡumma wallaitum mudbirīn Sungguh, Allah telah menolong kamu mukminin di banyak medan perang, dan ingatlah Perang Hunain, ketika jumlahmu yang besar itu membanggakan kamu, tetapi jumlah yang banyak itu sama sekali tidak berguna bagimu, dan bumi yang luas itu terasa sempit bagimu, kemudian kamu berbalik ke belakang dan lari tunggang-langgang. ثُمَّ اَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَعَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَاَنْزَلَ جُنُوْدًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ وَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ - ٢٦ 26. ṡumma anzalallāhu sakīnatahụ 'alā rasụlihī wa 'alal-mu`minīna wa anzala junụdal lam tarauhā wa 'ażżaballażīna kafarụ, wa żālika jazā`ul-kāfirīn Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Dia menurunkan bala tentara para malaikat yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menimpakan azab kepada orang-orang kafir. Itulah balasan bagi orang-orang kafir. ثُمَّ يَتُوْبُ اللّٰهُ مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ عَلٰى مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ - ٢٧ 27. ṡumma yatụbullāhu mim ba'di żālika 'alā may yasyā`, wallāhu gafụrur raḥīm Setelah itu Allah menerima tobat orang yang Dia kehendaki. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْمُشْرِكُوْنَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هٰذَا ۚوَاِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيْكُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖٓ اِنْ شَاۤءَۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ - ٢٨ 28. yā ayyuhallażīna āmanū innamal-musyrikụna najasun fa lā yaqrabul-masjidal-ḥarāma ba'da 'āmihim hāżā, wa in khiftum 'ailatan fa saufa yugnīkumullāhu min faḍlihī in syā`, innallāha 'alīmun ḥakīm Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis kotor jiwa, karena itu janganlah mereka mendekati Masjidilharam setelah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin karena orang kafir tidak datang, maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَلَا يُحَرِّمُوْنَ مَا حَرَّمَ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَلَا يَدِيْنُوْنَ دِيْنَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ حَتّٰى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَّدٍ وَّهُمْ صَاغِرُوْنَ ࣖ - ٢٩ 29. qātilullażīna lā yu`minụna billāhi wa lā bil-yaumil-ākhiri wa lā yuḥarrimụna mā ḥarramallāhu wa rasụluhụ wa lā yadīnụna dīnal-ḥaqqi minallażīna ụtul-kitāba ḥattā yu'ṭul-jizyata 'ay yadiw wa hum ṣāgirụn Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, mereka yang tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan Allah dan Rasul-Nya dan mereka yang tidak beragama dengan agama yang benar agama Allah, yaitu orang-orang yang telah diberikan Kitab, hingga mereka membayar jizyah pajak dengan patuh sedang mereka dalam keadaan الْيَهُوْدُ عُزَيْرُ ِۨابْنُ اللّٰهِ وَقَالَتِ النَّصٰرَى الْمَسِيْحُ ابْنُ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ قَوْلُهُمْ بِاَفْوَاهِهِمْۚ يُضَاهِـُٔوْنَ قَوْلَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَبْلُ ۗقَاتَلَهُمُ اللّٰهُ ۚ اَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ - ٣٠ 30. wa qālatil-yahụdu 'uzairunibnullāhi wa qālatin-naṣāral-masīḥubnullāh, żālika qauluhum bi`afwāhihim, yuḍāhi`ụna qaulallażīna kafarụ ming qabl, qātalahumullāh, annā yu`fakụn Dan orang-orang Yahudi berkata, “Uzair putra Allah,” dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih putra Allah.” Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? اِتَّخَذُوْٓا اَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَالْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَۚ وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوْٓا اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ سُبْحٰنَهٗ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ - ٣١ 31. ittakhażū aḥbārahum wa ruhbānahum arbābam min dụnillāhi wal-masīḥabna maryam, wa mā umirū illā liya'budū ilāhaw wāḥidā, lā ilāha illā huw, sub-ḥānahụ 'ammā yusyrikụn Mereka menjadikan orang-orang alim Yahudi, dan rahib-rahibnya Nasrani sebagai tuhan selain Allah, dan juga Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka اَنْ يُّطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّٰهُ اِلَّآ اَنْ يُّتِمَّ نُوْرَهٗ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ - ٣٢ 32. yurīdụna ay yuṭfi`ụ nụrallāhi bi`afwāhihim wa ya`ballāhu illā ay yutimma nụrahụ walau karihal-kāfirụn Mereka hendak memadamkan cahaya agama Allah dengan mulut ucapan-ucapan mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai. هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ - ٣٣ 33. huwallażī arsala rasụlahụ bil-hudā wa dīnil-ḥaqqi liyuẓ-hirahụ 'alad-dīni kullihī walau karihal-musyrikụn Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk Al-Qur'an dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. يٰٓاَيُّهَا الَّذِينَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ الْاَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُوْنَهَا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙفَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ - ٣٤ 34. yā ayyuhallażīna āmanū inna kaṡīram minal-aḥbāri war-ruhbāni laya`kulụna amwālan-nāsi bil-bāṭili wa yaṣuddụna 'an sabīlillāh, wallażīna yaknizụnaż-żahaba wal-fiḍḍata wa lā yunfiqụnahā fī sabīlillāhi fa basysyir-hum bi'ażābin alīm Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim dan rahib-rahib mereka benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil, dan mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih. يَّوْمَ يُحْمٰى عَلَيْهَا فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوٰى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوْبُهُمْ وَظُهُوْرُهُمْۗ هٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ فَذُوْقُوْا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُوْنَ - ٣٥ 35. yauma yuḥmā 'alaihā fī nāri jahannama fa tukwā bihā jibāhuhum wa junụbuhum wa ẓuhụruhum, hāżā mā kanaztum li`anfusikum fa żụqụ mā kuntum taknizụn Ingatlah pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka seraya dikatakan kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah akibat dari apa yang kamu simpan itu.”اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ - ٣٦ 36. inna 'iddatasy-syuhụri 'indallāhiṡnā 'asyara syahran fī kitābillāhi yauma khalaqas-samāwāti wal-arḍa min-hā arba'atun ḥurum, żālikad-dīnul-qayyimu fa lā taẓlimụ fīhinna anfusakum wa qātilul-musyrikīna kāffatang kamā yuqātilụnakum kāffah, wa'lamū annallāha ma'al-muttaqīn Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa. اِنَّمَا النَّسِيْۤءُ زِيَادَةٌ فِى الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُحِلُّوْنَهٗ عَامًا وَّيُحَرِّمُوْنَهٗ عَامًا لِّيُوَاطِـُٔوْا عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللّٰهُ فَيُحِلُّوْا مَا حَرَّمَ اللّٰهُ ۗزُيِّنَ لَهُمْ سُوْۤءُ اَعْمَالِهِمْۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ - ٣٧ 37. innaman-nasī`u ziyādatun fil-kufri yuḍallu bihillażīna kafarụ yuḥillụnahụ 'āmaw wa yuḥarrimụnahụ 'āmal liyuwāṭi`ụ 'iddata mā ḥarramallāhu fa yuḥillụ mā ḥarramallāh, zuyyina lahum sū`u a'mālihim, wallāhu lā yahdil-qaumal-kāfirīn Sesungguhnya pengunduran bulan haram itu hanya menambah kekafiran. Orang-orang kafir disesatkan dengan pengunduran itu, mereka menghalalkannya suatu tahun dan mengharamkannya pada suatu tahun yang lain, agar mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan yang diharamkan Allah, sekaligus mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. Setan dijadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan buruk mereka. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَا لَكُمْ اِذَا قِيْلَ لَكُمُ انْفِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اثَّاقَلْتُمْ اِلَى الْاَرْضِۗ اَرَضِيْتُمْ بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا مِنَ الْاٰخِرَةِۚ فَمَا مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا قَلِيْلٌ - ٣٨ 38. yā ayyuhallażīna āmanụ mā lakum iżā qīla lakumunfirụ fī sabīlillāhiṡ ṡāqaltum ilal-arḍ, a raḍītum bil-ḥayātid-dun-yā minal-ākhirah, fa mā matā'ul-ḥayātid-dun-yā fil-ākhirati illā qalīl Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa apabila dikatakan kepada kamu, “Berangkatlah untuk berperang di jalan Allah,” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini dibandingkan dengan kehidupan di akhirat hanyalah تَنْفِرُوْا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا اَلِيمًاۙ وَّيَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّوْهُ شَيْـًٔاۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ - ٣٩ 39. illā tanfirụ yu'ażżibkum 'ażāban alīmaw wa yastabdil qauman gairakum wa lā taḍurrụhu syai`ā, wallāhu 'alā kulli syai`ing qadīr Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah akan menghukum kamu dengan azab yang pedih dan menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan merugikan-Nya sedikit pun. Dan Allah Mahakuasa atas segala تَنْصُرُوْهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذْ اَخْرَجَهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثَانِيَ اثْنَيْنِ اِذْ هُمَا فِى الْغَارِ اِذْ يَقُوْلُ لِصَاحِبِهٖ لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَاۚ فَاَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلَيْهِ وَاَيَّدَهٗ بِجُنُوْدٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا السُّفْلٰىۗ وَكَلِمَةُ اللّٰهِ هِيَ الْعُلْيَاۗ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ - ٤٠ 40. illā tanṣurụhu fa qad naṣarahullāhu iż akhrajahullażīna kafarụ ṡāniyaṡnaini iż humā fil-gāri iż yaqụlu liṣāḥibihī lā taḥzan innallāha ma'anā, fa anzalallāhu sakīnatahụ 'alaihi wa ayyadahụ bijunụdil lam tarauhā wa ja'ala kalimatallażīna kafarus-suflā, wa kalimatullāhi hiyal-'ulyā, wallāhu 'azīzun ḥakīm Jika kamu tidak menolongnya Muhammad, sesungguhnya Allah telah menolongnya yaitu ketika orang-orang kafir mengusirnya dari Mekah; sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya Muhammad dan membantu dengan bala tentara malaikat-malaikat yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa, خِفَافًا وَّثِقَالًا وَّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ - ٤١ 41. infirụ khifāfaw wa ṡiqālaw wa jāhidụ bi`amwālikum wa anfusikum fī sabīlillāh, żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. لَوْ كَانَ عَرَضًا قَرِيْبًا وَّسَفَرًا قَاصِدًا لَّاتَّبَعُوْكَ وَلٰكِنْۢ بَعُدَتْ عَلَيْهِمُ الشُّقَّةُۗ وَسَيَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ لَوِ اسْتَطَعْنَا لَخَرَجْنَا مَعَكُمْۚ يُهْلِكُوْنَ اَنْفُسَهُمْۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ اِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ ࣖ - ٤٢ 42. lau kāna 'araḍang qarībaw wa safarang qāṣidal lattaba'ụka wa lākim ba'udat 'alaihimusy-syuqqah, wa sayaḥlifụna billāhi lawistaṭa'nā lakharajnā ma'akum, yuhlikụna anfusahum, wallāhu ya'lamu innahum lakāżibụn Sekiranya yang kamu serukan kepada mereka ada keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, niscaya mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu terasa sangat jauh bagi mereka. Mereka akan bersumpah dengan nama Allah, “Jikalau kami sanggup niscaya kami berangkat bersamamu.” Mereka membinasakan diri sendiri dan Allah mengetahui bahwa mereka benar-benar orang-orang yang اللّٰهُ عَنْكَۚ لِمَ اَذِنْتَ لَهُمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَتَعْلَمَ الْكٰذِبِيْنَ - ٤٣ 43. 'afallāhu 'angk, lima ażinta lahum ḥattā yatabayyana lakallażīna ṣadaqụ wa ta'lamal-kāżibīn Allah memaafkanmu Muhammad. Mengapa engkau memberi izin kepada mereka untuk tidak pergi berperang, sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar-benar berhalangan dan sebelum engkau mengetahui orang-orang yang berdusta? لَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ اَنْ يُّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِالْمُتَّقِيْنَ - ٤٤ 44. lā yasta`żinukallażīna yu`minụna billāhi wal-yaumil-ākhiri ay yujāhidụ bi`amwālihim wa anfusihim, wallāhu 'alīmum bil-muttaqīn Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin tidak ikut kepadamu untuk berjihad dengan harta dan jiwa mereka. Allah mengetahui orang-orang yang يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَارْتَابَتْ قُلُوْبُهُمْ فَهُمْ فِيْ رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُوْنَ - ٤٥ 45. innamā yasta`żinukallażīna lā yu`minụna billāhi wal-yaumil-ākhiri wartābat qulụbuhum fa hum fī raibihim yataraddadụn Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu Muhammad, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguan. وَلَوْ اَرَادُوا الْخُرُوْجَ لَاَعَدُّوْا لَهٗ عُدَّةً وَّلٰكِنْ كَرِهَ اللّٰهُ انْۢبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيْلَ اقْعُدُوْا مَعَ الْقٰعِدِيْنَ - ٤٦ 46. walau arādul-khurụja la`a'addụ lahụ 'uddataw wa lāking karihallāhumbi'āṡahum fa ṡabbaṭahum wa qīlaq'udụ ma'al-qā'idīn Dan jika mereka mau berangkat, niscaya mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Dia melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka, “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” لَوْ خَرَجُوْا فِيْكُمْ مَّا زَادُوْكُمْ اِلَّا خَبَالًا وَّلَاَوْضَعُوْا خِلٰلَكُمْ يَبْغُوْنَكُمُ الْفِتْنَةَۚ وَفِيْكُمْ سَمّٰعُوْنَ لَهُمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِالظّٰلِمِيْنَ - ٤٧ 47. lau kharajụ fīkum mā zādụkum illā khabālaw wa la`auḍa'ụ khilālakum yabgụnakumul-fitnah, wa fīkum sammā'ụna lahum, wallāhu 'alīmum biẓ-ẓālimīn Jika mereka berangkat bersamamu, niscaya mereka tidak akan menambah kekuatanmu, malah hanya akan membuat kekacauan, dan mereka tentu bergegas maju ke depan di celah-celah barisanmu untuk mengadakan kekacauan di barisanmu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang sangat suka mendengarkan perkataan mereka. Allah mengetahui orang-orang yang zalim. لَقَدِ ابْتَغَوُا الْفِتْنَةَ مِنْ قَبْلُ وَقَلَّبُوْا لَكَ الْاُمُوْرَ حَتّٰى جَاۤءَ الْحَقُّ وَظَهَرَ اَمْرُ اللّٰهِ وَهُمْ كٰرِهُوْنَ - ٤٨ 48. laqadibtagawul-fitnata ming qablu wa qallabụ lakal-umụra ḥattā jā`al-ḥaqqu wa ẓahara amrullāhi wa hum kārihụn Sungguh, sebelum itu mereka memang sudah berusaha membuat kekacauan dan mengatur berbagai macam tipu daya bagimu memutarbalikkan persoalan, hingga datanglah kebenaran pertolongan Allah, dan menanglah urusan agama Allah, padahal mereka tidak menyukainya. وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ ائْذَنْ لِّيْ وَلَا تَفْتِنِّيْۗ اَلَا فِى الْفِتْنَةِ سَقَطُوْاۗ وَاِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيْطَةٌ ۢ بِالْكٰفِرِيْنَ - ٤٩ 49. wa min-hum may yaqụlu`żal lī wa lā taftinnī, alā fil-fitnati saqaṭụ, wa inna jahannama lamuḥīṭatum bil-kāfirīn Dan di antara mereka ada orang yang berkata, “Berilah aku izin tidak pergi berperang dan janganlah engkau Muhammad menjadikan aku terjerumus ke dalam fitnah.” Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sungguh, Jahanam meliputi orang-orang yang kafir. اِنْ تُصِبْكَ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْۚ وَاِنْ تُصِبْكَ مُصِيْبَةٌ يَّقُوْلُوْا قَدْ اَخَذْنَآ اَمْرَنَا مِنْ قَبْلُ وَيَتَوَلَّوْا وَّهُمْ فَرِحُوْنَ - ٥٠ 50. in tuṣibka ḥasanatun tasu`hum, wa in tuṣibka muṣībatuy yaqụlụ qad akhażnā amranā ming qablu wa yatawallaw wa hum fariḥụn Jika engkau Muhammad mendapat kebaikan, mereka tidak senang; tetapi jika engkau ditimpa bencana, mereka berkata, “Sungguh, sejak semula kami telah berhati-hati tidak pergi berperang,” dan mereka berpaling dengan perasaan gembira. Baca juga Surat Al Maidah Ayat 1-20 dalam Tulisan Arab dan Latin Lengkap dengan Terjemahannya Berita lainnya seputar bacaan doa

Andajuga bisa membaca kumpulan artikel lainnya seperti doa khususon sebelum baca yasin yang Anda baca saat ini. Bila ingin menjadikan artikel doa khususon sebelum baca yasin sebagai bahan kliping atau makalah, di sini anda bisa mendownloadnya secara gratis . Pada umum nya, disunnahkan membaca basmalah di setiap awal surah. Namun, ada satu surah yang bahkan dilarang membaca basmalah di awal surahnya. Surat itu adalah surah at-Taubah. Lalu bagaimana cara membaca surah at-Taubah dari segi ilmu Tajwid? Berikut ulasan lengkap nya. Membaca Awal Surah at-Taubah Para Ulama Qiraat sepakat untuk tidak membaca awal surah at-Taubah dengan basmalah. Lalu bagaimana cara membaca nya? Apabila seseorang mengawali bacaan nya dari awal surah at-Taubah, maka setidaknya ada 2 cara membacanya. Pertama Membaca ta'awudz, lalu waqaf berhenti, kemudian baca awal surah at-Taubah. Ini yang lebih diutamakan. Kedua Membaca ta'awudz disambung washal dengan baca awal surah at-Taubah. Mengapa para Ulama melarang membaca basmalah di awal surah at-Taubah. Setidaknya ada 2 pendapat. Pendapat pertama mengatakan bahwa surah at-Taubah diturunkan berkaitan dan berisi tentang perang, pedang, dan ancaman terhadap munafik. Sedangkan basmalah berisi rahmat. Ini adalah pendapat yang rajih. [BACA JUGA Perbedaan Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf Madinah] Pendapat lain mengatakan bahwasanya surah al-Anfal dengan at-Taubah adalah satu surah. Argumentasi mereka adalah tidak ditulisnya basmalah sebagai pemisah di antara surah al-Anfal dengan surah at-Taubah. Membaca Tengah Surah at-Taubah Lalu bagaimana jika seseorang memulai bacaan nya dari tengah surah at-Taubah? Apabila seseorang mengawali bacaan nya dari tengah surah at-Taubah maka terdapat beberapa pendapat menurut Ulama. Sebagian Ulama melarang membaca basmalah di tengah-tengah surah at-Taubah sebagaimana dilarang membaca basmalah di awal surah at-Taubah. Ini adalah pendapat Imam Ja'bari. Maka ketika memulai bacaan dari tengah surah at-Taubah, cukup membaca ta'awudz dengan 2 cara yang sama dengan awal surah at-Taubah. Sedangkan sebagian Ulama lainnya membolehkan membaca basmalah di tengah-tengah surah at-Taubah sebagaimana di tengah-tengah surat lainnya. Maka seseorang bisa membaca basmalah dengan tengah-tengah surah at-Taubah sebagaimana biasanya lihat Ghayat al-Murid. Menggabungkan Akhir Surah al-Anfal dengan Awal Surah at-Taubah Apabila seseorang membaca akhir surah al-Anfal dan ingin melanjutkan ke awal surah at-Taubah, maka ada 3 cara membaca nya tentu tanpa basmalah sebagai berikut ini Pertama membaca dengan cara washal. Artinya disambung akhir surah al-Anfal dengan awal surah at-Taubah Kedua membaca dengan cara waqaf. Maksudnya membaca akhir surah al-Anfal, lalu berhenti. Baru membaca awal surah at-Taubah. Ketiga membaca dengan cara saktah. Caranya membaca akhir surah al-Anfal, lalu berhenti sejenak tanpa nafas, lalu mebaca awal surah at-Taubah. [BACA JUGA Saktah Wajib Riwayat Hafsh] Menurut Ibn Jazari, sebagaimana dikutip dari kitab al-Mufid, mengatakan bahwa ketiga cara membaca di atas boleh dilakukan, selama menggabungkan surah sebelum surah at-Taubah sesuai urutan mushaf misal al-Baqarah dengan at-Taubah, bukan surah sesudah surah at-Taubah. Apabila menggabungkan surah sesudah at-Taubah menurut urutan mushaf dengan surah at-Taubah misal al-Isra dengan at-Taubah maka ketiga cara di atas tidak berlaku semuanya. Yang bisa dilakukan adalah waqaf. Sedangkan washal dan saktah dilarang. Sumber > al-Mufid Fi Ilm at-Tajwid > Ghayat al-Murid Fi Ilm at-Tajwid > Taysir ar-Rahman Fi Tajwid al-Quran 12Adab dan Tata Cara Shalat Berjamaah yang Benar: 1. Seorang imam hendaknya meringankan shalat. Anas bin Malik berkata: "Aku tidak melakukan sholat di belakang seorang pun yang lebih ringan dan lebih sempurna sholatnya daripada sholat Rasulullah SAW." BACA JUGA: Tata Cara Mandi Wajib setelah Nifas, Lengkap dengan Bacaan Niat. Home Tips Sabtu, 10 Juni 2023 - 1647 WIBloading... Membaca Surat Al Kafiirun sebelum tidur memiliki faedah yang luar biasa, salah satunya dijauhkan dari syirik-syrik kecil. Foto ilustrasi/ist A A A Banyak amalan yang bisa dilakukan sebelum tidur. Salah satunya adalah membaca Surat Al dianjurkan membaca surat Alkafirun? Apa faedah di dalamnya? Surat Al-Kafirun merupakan nama yang paling masyhur bagi surat ini, meskipun dalam kesempatan yang lain surat ini juga disebut dengan surat Al-Ikhlash, sama seperti nama surat Qulhu, mengingat tema sentral ayat ini sama dengan apa yang terkandung dalam surat “Qulhu”, dimana keduanya berbicara tentang akidah apabila Rasulullah SAW pernah memberikan pesan supaya surat ini dibaca oleh seorang muslim sebelum dia berbaring di tempat tidurnya, sebagai cara melepaskan diri dari segala dosa orang-orang yang menyekutukan lepas dari apalagi? Lepas dari syirik-syirik kecil. Sebab perilaku ini juga menjadi kebiasaan Rasulullah SAW, demikian penjelasan At-Thabrani dalam Al-Mu’jam أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ ” قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ” حَتَّى تَمُرَّ بِآخِرِهَا، فَإِنَّهَا بَرَاءَةٌ مِنَ الشَّرَكِ“Jika kalian pergi ke tempat tidur maka bacalah Qulya Ayyuhal Kafirun, hingga akhirnya, karena bacaan surat itu pelepas diri dari kesyirikan”أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ قَرَأَ ” قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ” حَتَّى يَخْتِمَهَا“Bahwa Rasulullah SAW ketika hendak tidur beliau membaca Qul ya Ayyuhal Kafirun, hingga mengkhotamkannya”Ar-Razi dalam kitab Mafatih Al-Ghaibnya menambahkan bahwa surat ini juga dikenal dengan nama Al-Muqasqisyah penyembuh, sebab kandungannya surat ini diharapkan bisa menyembuhkan dan menghilangkan penyakit nifaq dan kemusyrikan. Baca Juga Wallahu A'lam wid amalan sebelum tidur surat al kafirun faedah surat al kafirun doa sebelum tidur Artikel Terkini More 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 2 jam yang lalu 3 jam yang lalu 3 jam yang lalu
Novem. Tafsiirul Qur-aanil 'Azhiim. Tafsir Ibnu Katsir Juz 1 Al-Faatihah - Al-Baqarah. Al-Imam Abul Fida Isma'il Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi rahimahullah. Bahrun Abu Bakar Lc. H. Anwar Abu Bakar Lc. Pengantar Sebelum Tafsir Surat Al-Faatihah. Abu Bakar ibnul Anbari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ishaq Al-Qadhi
Ayat Tanggung Semut / Ayat Yang Dimakan Semut dan ta’awudz Malaikat Maut merupakan Ayat dimakan semut, sehingga ayat itu tidak ada dalam kitab suci karena lembarannya hilang dimakan oleh semut hal tersebut hanya hikayat. Inilah Bacaannya "A’UUDZUU BILLAAHI MINANNAR WA MIN SYARRIL KUFFAARI WA MIN GHADLABIL JABBAAR, AL-'IZZATU LILLAAHI WA LI RASUULIHIA WALIL MU’MINIIN." Terdapat di dalam Al-Qur’an, yang tertulis di samping surat At-Taubah, lafadh Ta'awwudz khusus Surah At-Taubah. Artinya “AKU BERLINDUNG KEPADA ALLAH DARI NERAKA DAN DARI KEJAHATAN KAUM KAFIR SERTA DARI MURKA YANG MAHA PERKASA. KEMULIAAN HANYA MILIK ALLAH DAN UNTUK RASULNYA DAN UNTUK ORANG-ORANG YANG BERIMAN". Manfaat dan Khasiat Ta'awwudz Surah At-Taubah Cara-Caranya Adalah Sebagai Berikut - Penyembuhan Dibacakan pada segelas air lalu ditiupkan baru diminumkan pada si sakit tentunya disertai obat yang telah diresepkan oleh dokter sebagai syarat / isyarat kesembuhan diri / orang lain. - Keselamatan Dibaca pada disaat akan turun / keluar dari rumah dengan posisi duduk terlebih dahulu di beranda rumah sambil seraya mengingat diri kepada Allah SWT, setelah itu silakan melangkah keluar dari rumah, Insyaa Allah segala makhluk yang bernafsu jahat akan mengurungkan niatnya dan akan terlindungi atas kehendak-Nya. Konon ceritanya ayat di atas dibawa oleh semut dan dimakannya, demi untuk menyelamatkan, karena ayat itu belum diketahui iblis, kalau sampai iblis tahu ayat itu bisa berbahaya disalahgunakan. Makanya semut membawa ayat itu agar aman, oleh karena itu iblis tidak kuat melawan atau menandingi ayat itu, di samping auranya sangat dahsyat panasnya, di samping itu juga iblis tidak tahu/tidak hafal , sangat cocok dibaca saat memasuki tempat angker, cocok buat pengobatan penyakit yang berasal dari iblis, jin, dan setan. Cerita dari penulis "Selama ini saya biasa menggunakan ayat ini untuk menetralisir hal-hal yang berhubungan dengan gangguan ghaib, sekitar 1 minggu ini saya pun gunakan untuk menetralisir warung yang di tebar tanah kuburan, Ceritanya ada langganan yang mengeluh warungnya beberapa hari sangat sepi ga’ ada orang yang mampir membeli dagangannya padahal biasanya sangat ramai terus, minta tolong sama saya pas saya ngopi di warungnya, Alkhamdulilah setelah di bacakan ayat tersebut di air putih terus saya suruh yang punya warung buat di percikkan di sekeliling warungnya, alhamdulillah, besoknya saya ke sana lagi sudah cukup ramai sampai saya mampir mau ngopi saja tidak ada tempat duduknya yang kosong, semua karna Allah". Untuk menetralisir tempat usaha atau rumah dibaca 33x lalu tiupkanlah di air, lalu percikkan di sekeliling tempat usaha, atau kalau rumah sendiri biasanya di wirid 33x, kalau di rumah ada gangguan ghaib kadang-kadang seperti ada bau hangus atau ada ledakan kecil. Kehebatan ayat ini mirip dengan kalimat terakhir ayat kursi “walaa ya-uudzuhau hifdhuhumaa wahuwal 'aliyul 'adhiim”. Kalimat terakhir ayat kursi sungguh luar biasa, iblis tidak bisa mengucapkan kalimat taaw'wudz dan kalimah terakhir ayat kursi, jangankan untuk menandinginnya mengucapkannya saja iblis tidak kuat, kalau memaksa, maka iblis bisa hangus membaca ayat kursi dan mengulangi kalimah terakhir ayat kursi 3x seperti menggunakan ilmu kulhu geni, kulhu sungsang, kulhu komara geni, gembala geni, rajah kala cakra. Kalimat yang dimakan semut pun sama khasiatnya cuma bedanya iblis tidak mengetahui ayat yang di bawa semut tersebut. Doa ini ada yang menyebutnya Sayfi Naar untuk tingkat awam dibacakan ke Jin, Jin itu akan kepanasan walau tanpa tirakat dan Riyadlah. Kesaksian dari seorang teman penulis, "Amalan ini sangat luar biasa, ternyata dengan idzin dan kuasa Allah dan dengan berkat amalan ini saya dan keluarga saya bisa bebas dari jeratan ilmu Sihir tumpang siwa yang sudah 30 tahun lebih menghancurkan keluarga saya, Alhamdulillah. Terima kasih banyak untuk Guru yang sudah memposting amalan ini. Beberapa Kyai, Ustadz dan paranormal yang sudah membantu saya untuk membebaskan Saya dari kejahatan Sihir tersebut, semua tidak membuahkan hasil bahkan segudang wirid dan amalan yang saya miliki juga tidak ada hasil. Alhamdulillah berkat dari amalan di atas kami sekeluarga telah bebas, sekali lagi saya ucapkan banyak terima kasih". Ayat semut dapat menetralisir orang yang kesurupan / kerasukan, tinggal baca terus tiupkan ke telinga atau ubun” pasien, bisa juga buat orang yang terkena santet / pulasit bahasa banjar , baca tiupkan ke ubun” sambil disisir rambut pasien. Nama lainnya dikenal juga dengan ta'awudz malaikat maut, bila di akhir kalimat ta'awudznya ditambahkan kalimat BARAA-ATUM MINALLAAH Telah diputus oleh Allah. Penulis mengatakan "Saya pernah diberi tahu teman bahwa kalimat semut bisa untuk mengobati kesurupan yang lebih mantap lagi di ujung kalimat semut ditambah nama ma'rifat jin, dan nama ma'rifat jin ada di awal surat at-taubah yaitu nama ma'rifat jin laki-laki bernama baraa, nama ma'rifat jin perempuan bernama baraa-ah, kalau kita sewaktu mengobati orang kesurupan dengan kalimat semut terus kita tidak tahu jin yang di dalam pasien, laki-laki apa perempuan, kalau seperti itu cukup dibaca baraa-atum minallah. Ta'awwudz At-Taubah ini termasuk ismul a'dham, bacaan yang mengandung jutaan manfaat bagi si pengamal, ayat ini mengandung bara api yang menyala yang bisa ditujukan untuk pengobatan medis maupun non medis karena kemuliaan yang terdapat pada bacaan tersebut dapat membunuh virus, bakteri yang menyebabkan penyakit pada aliran darah, ayat ini juga bisa di tujukan untuk menarik rejeki yang sangat kuat, membuka jodoh yang terpenghalang oleh sengkolo, membuka aura pada tubuh, menaikkan level cakra, kalau untuk mengobati orang kesurupan, jangan ditanya lagi kekuatannya atas izin Allah. Ta'awudz malaikat maut terdapat pada kalimat wa min syarril kuffar, keterangannya ada pada surat Al-Baqarah ayat 28, "mengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati", jadi sebelum kita hidup kita adalah mati, siapakah kita pada saat mati itu. Karena asma ta'awaudz ini terhubung pada maut, maka wajar saja bila ta'awwudz ini bisa membunuh bakteri dan virus. Selain terhubung pada maut, ta'awudz ini juga terhubung pada malaikat zabaniyyah yang memang spesialisasi api neraka. Untuk pukulan ayat ditanggung semut al-bara'ah yaitu "A’UUDZUU BILLAAHI MINANNAR WA MIN SYARRIL KUFFAARI WA MIN GHADLABIL JABBAAR, AL-'IZZATU LILLAAHI WA LI RASUULIHIA WALIL MU’MINIINA BARAA-ATUM MINALLAH. Pada saat membaca baraa.... masukan niat kita mau diapakan orang tersebut, pingsan dan lain-lainnya. Cara pengamalan tidak ada, maksudnya ayat ini pada dasarnya digunakan untuk pengobatan saja terutama kesurupan jin islam, Namun karena sifat ayat yang panas dan menghancurkan, maka ayat tersebut bisa digunakan mengisi pukulan dan masih banyak khasiat lainnya Catatan ayat ini awal Surah At-Taubah tidak boleh didahului dengan bismillah, karena Surah At-Taubah Tidak Ada Bismillahnya. Semoga Bermanfaat ULj5.
  • 1lng8f6sym.pages.dev/354
  • 1lng8f6sym.pages.dev/45
  • 1lng8f6sym.pages.dev/282
  • 1lng8f6sym.pages.dev/380
  • 1lng8f6sym.pages.dev/113
  • 1lng8f6sym.pages.dev/53
  • 1lng8f6sym.pages.dev/339
  • 1lng8f6sym.pages.dev/311
  • 1lng8f6sym.pages.dev/12
  • bacaan sebelum baca surat at taubah